Jumat, 25 Maret 2011

"WTC 911" DAN MISI DAJJAL

Bismillahirrahmaanirrahiim. Peristiwa Tragedi WTC 11 September 2001, menyisakan rentetan panjang penderitaan manusia yang luar biasa. Bukan hanya ribuan korban yang hancur terbakar, jatuh, atau tertimbun kejamnya material reruntuhan WTC. Namun miliaran Ummat Islam juga menderita akibat peristiwa itu. Tragedi WTC menghalalkan kaum Muslimin diperangi atas nama “war on terror” yang dikomandoi oleh George Bush –laknatullah ‘alaihi wa ashabihi ajma’in-.
Peristiwa itu sendiri terjadi di WTC New York, pada tanggal 11 September 2001. Kalau disingkat, WTC 119; 11 adalah tanggalnya, dan 9 adalah bulannya. Tetapi dalam ejaan Inggris, bulan ditulis lebih dulu, sehingga menjadi 911 (nine one one). Sehingga peristiwa itu kerap disebut “WTC nine one one”. Dan kebetulan kode 911 merupakan kode panggilan darurat di Amerika. Orang seluruh Amerika paham kode “911” yaitu panggilan darurat kepolisian. Bahkan begitu populernya, sampai ada istilah “Nanny 911” untuk menunjukkan kepada karakter seorang Nanny (pengasuh anak) yang siap dipanggil kapan saja untuk menangani kasus-kasus kenakalan anak yang sudah mencapai taraf darurat.
Istilah “WTC 911” itu bukan main-main. Ia bukan peristiwa biasa, ia bukan aksi terorisme biasa, ia bukan tragedi biasa. “WTC 911” adalah sebuah ICON gerakan besar yang dikembangkan di awal abad 21. Ia adalah simbol atau kode bagi Zionisme internasional untuk menenggelamkan dunia dalam perang anti terorisme yang mereka rancang. Khususnya, “WTC 911” adalah missi internasional untuk memerangi kebangkitan kaum Muslimin melalui isu terorisme. Ini adalah sandi, kode, atau icon gerakan Zionisme
internasional.


Sebagai orang beriman, kita jelas menolak Tragedi WTC 11 September 2001 itu, dan lebih menolak lagi ketika tragedi itu dijadikan alasan untuk memerangi kaum Muslimin di seluruh dunia. Hanya orang-orang kafir saja, atau manusia yang sudah tersesat sejauh-jauhnya, yang akan ridha dengan agenda perang untuk menghancurkan kehidupan kaum Muslimin itu.
Ada setidaknya 4 alasan untuk menolak missi “WTC 911”, yaitu:
[1] Ummat Islam secara mutlak harus menolak, menentang, atau mengingkari agenda-agenda yang diciptakan oleh Zionisme internasional. Tidak ada toleransi bagi Zionisme, sebagaimana tidak ada toleransi bagi dajjal –laknatullah ‘alaih-.
[2] Perang terhadap Islam dan kaum Muslimin adalah kekafiran, kezhaliman, dan kebiadaban yang sama sekali tertolak dalam ajaran Islam. Menerima perang seperti itu sama saja dengan membunuh agama sendiri.
[3] Tindakan terorisme terhadap warga sipil, laki-laki dan wanita, dewasa atau anak-anak, Muslim atau bukan, adalah perbuatan HARAM. Ia termasuk perbuatan merusak di muka bumi yang sangat diharamkan. Islam menghalalkan Jihad Fi Sabilillah, perang melawan musuh-musuh Islam; tetapi Jihad Fi Sabilillah bukan aksi terorisme yang penuh kepengecutan. Kalau mau Jihad, silakan head to head dengan pasukan musuh, jangan kucing-kucingan dengan berlagak sebagai “mujahidin”.
[4] Menurut banyak analisis, dapat dipastikan bahwa Tragedi WTC 11 September 2001 bukan dilakukan oleh kaum Muslimin (anak buah Usamah bin Ladin), tetapi dilakukan sendiri oleh agen-agen intelijen Amerika-Israel. Tragedi itu sengaja mereka buat sebagai alasan untuk memerangi kebangkitan Islam di dunia.
Wajib bagi kaum Muslimin menolak semua cerita-cerita yang dibuat George Bush –laknatullah ‘alaihi wa ashabihi ajma’in- seputar “WTC 911” itu. Apa yang diceritakan George Bush adalah kebohongan besar (seprti kebohongan Neil Amstrong dan Edwin Aldrin yang telah mendarat di bulan). Bahkan cerita bohong itu menjadi senjata bagi keturunan dajjal itu (George Bush) untuk memerangi Ummat Islam di seluruh dunia. Hanya orang kafir atau sudah sesat sejauh-jauhnya yang akan menerima cerita George Bush –laknatullah ‘alaihi wa ashabihi ajma’in-. Bahkan hebatnya, banyak sekali masyarakat kritis dunia yang menertawakan peristiwa itu. Padahal banyak dari mereka non Muslim yang tidak belajar ajaran-ajaran Islam.
Demi Allah, gedung WTC tidak akan hancur hanya ditabrak oleh sebuah pesawat. Sama sekali tak akan rubuh hanya dalam beberapa menit akibat tabrakan itu. Hancurnya gedung itu semata-mata hanya melalui Demolition Controlled. Ia adalah metode peledakan terkendali yang biasa digunakan di Amerika untuk merobohkan gedung-gedung tinggi yang terletak di tengah-tengah kawasan padat gedung-gedung pencakar langit. Tabrakan pesawat hanyalah pengalih perhatian saja. Sedangkan kekuatan asli yang menghancurkan gedung WTC adalah rangkaian bom yang telah ditanam di gedung itu sendiri.
Sebagai perbandingan, tanggal 18 Februari 2010, seorang pilot menabrakkan pesawatnya ke sebuah gedung di Austin, Texas. Pilot itu bernama Joseph Stack. Dia meninggal setelah melakukan aksinya. Akibat dari tabrakan itu hanya menimbulkan kebakaran dan kerusakan gedung. Tidak sampai meruntuhkan gedung dalam sekejap. Bahkan saat sebuah pesawat latih jatuh di gedung IPTN, ia juga tidak menghancurkan gedung itu berkeping-keping. Jadi tidak ada ceritanya, sebuah pesawat bisa menghancurkan gedung pencakar langit hanya dalam beberapa menit. Ketika Timothy McVeigh meledakkan truk berisi bahan peledak penuh di depan gedung FBI Amerika. Ia tak sampai menghancurkan seluruh gedung itu. Hanya bagian depannya hancur, tidak sampai menghancurkan secara keseluruhan.
Namun disini kita mendapati FENOMENA ANEH luar biasa. Di mata orang-orang yang mengerti, tidak mungkin “WTC 911” dilakukan oleh anak buah Usamah bin Ladin. Usamah dkk. tidak memiliki kekuatan sehebat itu. Tetapi sebagian kelompok Muslim sangat mempercayai berita itu. Mereka sangat percaya bahwa peledakan WTC dilakukan oleh anak buah Usamah Cs.
Ada dua kelompok Muslim yang amat sangat percaya, bahwa pelaku peledakan WTC adalah jaringan Usamah bin Ladin (Al Qa’idah). Pertama, adalah kalangan Salafi yang merujuk kepada pemikiran Rabi’ bin Hadi Al Madkhali dan Muqbil bin Hadi Al Wada’i. Kedua, adalah kalangan Salafi Jihadi yang sangat mendukung gerakan Al Qa’idah dan memuliakan Usamah bin Ladin dan Ayman Al Zhawahiri.
Kedua kelompok itu sama-sama merujuk kepada Salafus Shalih; sama-sama mengklaim Ahlus Sunnah; sama-sama mendakwahkan Tauhid dan anti bid’ah; sama-sama mengagumi dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah; sama-sama menghidupkan Sunnah dengan memakai gamis, memotong celana, dan para isterinya bercadar. Dan anehnya, kedua kelompok sama-sama mempercayai CERITA GEORGE BUSH seputar Tragedi WTC 911.
Tetapi mereka memiliki perbedaan yang sangat menyolok. Kelompok pertama, sangat menjilat kekuasaan. Tidak segan-segan mereka memuji Presiden, Kapolri, atau Densus 88. Padahal Salafus Shalih tidak ada yang mencontohkan sikap seperti itu. Sebaliknya, kelompok kedua sangat anti Pemerintahan. Semua pemerintahan yang menerapkan sistem demokrasi dituduh kafir. Termasuk Hamas di Palestina juga didakwa kafir musyrik, karena setuju demokrasi.
Kelompok pertama, kerjanya mentahdzir orang sebagai ahli bid’ah, hizbiyyah, sesat, khawarij, teroris. Kelompok kedua, kerjanya mengkafirkan orang-orang yang tidak sependirian dengan pemikiran mereka (misalnya anggota parlemen, hakim, jaksa, polisi, dll). Kelompok pertama doyan tahdzir, kelompok kedua doyan takfir.
Sesungguhnya agenda “war on terror” yang dilancarkan George Bush –laknatullah ‘alaihi wa ashabihi- adalah ditujukan untuk memerangi kebangkitan Islam. Oleh karena itu dia pernah keceplosan memakai istilah Crusade. Untuk menggulirkan agenda perang terlaknat itu, mereka membutuhkan pendukung dari kaum Muslimin. Pendukung itu bersifat PROTAGONIS (seide dengan mereka) dan ANTAGONIS (lawan mereka). Kalau hanya protagonis saja, agenda itu tidak akan berjalan. Selain ada kaum Muslimin yang mendukung agenda George Bush, juga harus ada yang beperan melawan George Bush. Salafi Rabi’iyun mendukung ide George Bush, sementara Salafi Al Qa’idah menjadi lawan George Bush. Akhirnya, panggung dunia pun dipenuhi oleh “war on terror”. Persis seperti film kartun Tom & Jerry.
Isyarat-isyarat yang ditunjukkan oleh George Bush –laknatullah ‘alaihi- sendiri sangat jelas. Dengan lantang dia membagi dunia dalam dikotomi yang sangat tegas: “You are with us or with terrorist?” Salafi Rabi’iyun jelas bersama George Bush, sementara Salafi Al Qa’idah menjadi lawan main George Bush.
Kedua kelompok “Salafi” itu dari sisi fanatiknya, ampun deh! Sangat sulit sekali bagi kita untuk menasehati, memberi masukan, meluruskan kesalahan, dll. Kalau kita bantah pendapat mereka, amarahnya semakin besar, sikap fanatiknya semakin bergelora, sikap bara’ah-nya semakin nyata.
Pandangan kita tidak akan mereka terima, sebab tidak sesuai dengan pandangan para syaikh mereka. Di mata mereka, “Orang Indonesia, tetangga sendiri, tidak memiliki hak kebenaran. Yang benar, hanyalah syaikh-syaikh dari Arab sono!” Dengan cara begitu mereka merasa bangga di hadapan orang lain. Seolah, memeluk suatu ajaran Islam, hanya dipakai untuk bangga-banggaan saja.
Meskipun kita sudah memberikan hujjah Qur’ani dan Sunni, tetap saja karena pandangan kita berbeda dengan syaikh-syaikh-nya, kita ditolak. Padahal kewajiban seorang Muslim ialah mengikuti dalil Syar’i, bukan mengikuti perkataan orang per orang. Dan hal itu pula yang sangat ditekankan oleh para ulama Salaf. Hingga ada ucapan, “Idza shah-ha al hadits, wa huwa madzhabiy” (kalau sudah sah sebuah hadits, itulah madzhabku).
Ibnu Abbas Ra. pernah mencela orang-orang di masanya yang lebih mendahulukan pendapat Abu Bakar Ra dan Umar Ra daripada pendapat Nabi Saw. Padahal ia adalah pendapat Shahabat sekaliber Abu Bakar dan Umar. Lazimnya, para syaikh yang martabatnya di bawah Abu Bakar Ra dan Umar Ra, seharusnya bisa diposisikan secara wajar di hadapan Al Qur’an dan As Sunnah.
Namun ya itu tadi, kalau agama difungsikan untuk bangga-banggaan, kelompok-kelompokan, merasa besar, merasa tinggi, merasa “paling ngerti”, ya susah memang. Dalil sejelas apapun, tetap saja akan ditolak. Wong, penyakit itu bukan pada dalilnya, tetapi penyakit ada di hati, yang berada di dada.
Demi Allah “WTC 911” bukan peristiwa sembarangan. Ia adalah ICON Zionisme untuk memerangi kaum Muslimin. Seharusnya kita menolak keras segala cerita seputar “WTC 911” itu. Cerita-cerita itu mengandung terlalu banyak kebohongan. Dengan mempercayai cerita WTC 911, sama saja kita dengan mempercayakan mata, telinga, dan akal kepada ajaran George Bush –laknatullah ‘alaih-.
Orang Arab memiliki karakter khas. Kalau mereka baik dan shalih, masya Allah, luar biasa baiknya. Seakan kita melihat malaikat dalam wujud manusia. Tetapi kalau jahat, jahatnya luar biasa. Sampai iblis pun geleng-geleng kepala, “Perasaan, gue gak gitu-gitu amat.” Lihatlah disana sosok Hamzah bin Abdul Muthalib Ra ketika sepenuh hati membela perjuangan Nabi Saw, sampai terbunuh dalam peperangan. Lalu, lihat pula sosok Abu Jahal yang sangat bengis dalam memusuhi Islam. Sama-sama Arab, sama-sama dari Makkah, tetapi karakter berbeda 180 derajat.
Di antara kelemahan kita selama ini ialah terlalu mudah takjub oleh penampilan syaikh-syaikh Arab (tidak semua syaikh). Kita anggap mereka itu ulama, panutan, marja’ ilmiyah, mursyid, dan lainnya. Memang ada yang seperti itu, alhamdulillah. Tetapi yang munafik, menyesatkan Ummat, dan sangat keji permusuhannya kepada Islam dan kaum Muslimin, juga ada. Secara zhahir tampak seperti ulama, perkataan sehari-harinya tidak lepas dari, “Qalallah wa qala Rasulullah.” Tetapi secara bathin, mereka adalah syaitan-syaitan yang menyesatkan Ummat. Maka itu Rasulullah sejak awal sudah mewanti-wanti bahaya orang-orang seperti ini. Zhahirnya seperti kita, bahasanya seperti kita (bahasa Arab), omongan seperti kita. Tetapi agenda perjuangan mereka melayani kepentingan Zionisme.
Icon “WTC 911” itu sangat jelas sekali. Yang membuat icon adalah Zionisme, yang melariskan dagangan mereka ternyata saudara-saudara kita juga. Yang satu bermudah-mudah menuduh orang lain teroris khawarij; yang satu lagi bermudah-mudah menuduh Muslim lain kafir. Yang satu pro agenda George Bush –laknatullah ‘alaihi-, yang satu lagi menjadi “lawan main” Geroge Bush –laknatullah ‘alaih-. Yang satu terus mengacak-acak persatuan Ummat dengan ide-ide permusuhan antar sesame kaum Muslimin. Yang satu lagi terus melakukan aksi-aksi terror, agar Ummat Islam semakin hebat diperangi kaum kafir.
Bahkan yang menakjubkan, yang membuat George Bush –laknatullah ‘alaihi wa ashabih- terpilih kedua kalinya tahun 2004 lalu, adalah pidato Usamah bin Ladin yang mengancam akan menyerang Amerika. Ternyata, Si Usamah ini kemudian tidak melakukan serangan apa-apa. Tetapi, publik Amerika sudah ketakutan, sehingga George Bush –laknatullah ‘alaih- terpilih lagi. Kasus yang sama baru-baru ini terulang, dengan isu pengiriman paket bom melalui pesawat Emirates di Yaman. Paket ini sedianya akan dikirim ke Amerika. Al Qa’idah buru-buru mengklaim bahwa iutu adalah paket milik mereka. Media-media pro Zionis sangat hebat mempublikasikan paket bom ini. Dampaknya, Partai Republik di Amerika memenangkan pemilu mengalahkan partai Obama.
Tahun 1996 lalu Usamah bin Ladin menantang pasukan Amerika untuk bertempur di Afghanistan atau negeri-negeri Islam lain. Tahun 2001 Amerika jadi menyerang Afghan, tahun 2003 Amerika menyerang Irak. Lalu kemana Usamah? Kok tidak nongol-nongol? Katanya menantang Amerika, kok tidak nongol sih? Ya, itulah akal anak-anak muda Indonesia terlalu mudah dibohongi oleh omongan Usamah, Ayman, dan sejenisnya. Mereka itu masih satu paket dengan agenda Zionisme, dengan sandi operasi “WTC 911”. Maka tidak heran kalau Ayman Al Zhawahiri cepat-cepat mengkafirkan Hamas di Palestina. Sebab itu satu arah dengan kepentingan Zionisme internasional. Kita harus berhati-hati dengan syaitan-syaitan yang berkedok syaikh, mujahidin, dan sebagainya. Andaikan Usamah benar-benar seorang mujahid Islam sejati; dia pasti akan terbunuh seperti Dr. Abdullah Azzam, Syaikh Ahmad Yasin, Yahya Ayash, Jendral Khatab, dan lainnya –rahimahumullah jami’an-.
Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi Ummat, dan bermanfaat pula bagi diri kami sendiri. Allahumma amin
DI AMBIL DARI PUSTAKA LANGIT BIRU